Online News Point

Anak Muda Di Penghujung Pintu Gerbong

Kategori: Allmänt

Remaja menggunakan jurang pemisah antara orang yang mementingkan diri sendiri. Bergerak perlahan ke ibu setengah baya. Sepertinya dia berkata, biarkan aku membantumu. Dia memenangkan tas di tanah. Dia mengambilnya dan meletakkannya di bagasi.

Ini pemandangan baru.

Malam itu saya menyetir untuk ke-22 kalinya dengan kereta api dari Manggarai ke Bekasi. Persempit di sudut tiga gerbong. Seks di dinding artikulasi tiga dan empat mobil.

Dari sana saya melihat seorang anak lelaki. Berdirilah di dekat pintu mobil. Pintu ke ujung gerbong tiga. Tidak jauh dari tempat saya berada. Tangan kanannya memegang gantungan yang ditujukan untuk orang yang berdiri.

Ukurannya sebesar Indonesia rata-rata. Tubuh proporsional. Saya perkirakan 27 tahun. Mengenakan jaket hitam. Tas diransel di depan.

Pakaiannya bersih. Semiformal Kemeja biru muda yang halus. Dan celana jins. Aku tidak bisa melihat sepatumu. Jarak kita penuh dengan orang. Tapi saya kira sepatu bot itu jenis sepatu bot. Ketika dia mengangkat tas ibunya untuk dimasukkan ke dalam bagasi, sepertinya dia membawa arloji. Model Alexander Christie adalah tali kulit.

Awalnya, semua penumpang sibuk di kereta saat kereta berangkat dari Stasiun Manggarai. Saya sendiri sudah dalam posisi yang nyaman.

Kemudian kereta berhenti di stasiun Klender. Stasiun Kelas III / kecil kedua dari stasiun Jatinegara. Ada penumpang di bawah. Ada penumpang yang bepergian.

Seorang ibu setengah baya bangkit. Dia tinggal di pintu. Ambil dua tas dengan ukuran berbeda. Anak-anak kecil digendong dan diletakkan di tanah.

Kereta mulai, ibu menentukan posisinya. Orang-orang sibuk lagi.

Setelah merasa baik, sang ibu melihat ke bawah. Dia mengambil tas yang telah diletakkan di lantai. Dia ingin dimasukkan ke dalam bagasi. Karena tidak ada tas atau barang yang bisa diletakkan di lantai. Mengganggu orang yang berdiri

Tapi tas itu sepertinya berat. Dan dengan begitu banyak orang, biaya untuk menaikkannya.

Seorang anak kecil sedang bergerak. Gunakan celah antara berdiri. Dia menoleh ke ibunya seolah aku ingin membantumu. Dia memenangkan tas di tanah. Dia mengambilnya dan meletakkannya di bagasi.

Sang ibu terlihat bahagia. Dia berterima kasih padanya dengan gerakan bibirnya. Ketulusan muncul dari ekspresinya.

Di dalam mobil yang penuh dengan orang, saya menemukan hawa dingin tidak terbayangkan. Tanpa sadar, bibirku tersenyum. Sejenak haus saya hilang.

Kommentera inlägget här: